Materi PAI SMK Kls XII Tentang Berfikir Kritis
MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERFIKIR KRITIS
Q.S. Ali
'Imran /3:190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
Orang-orang yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang-orang yang
senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan.
Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna,
manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkannya. Orang yang
cerdas menurut Rasulullah saw. adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai
pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan
kedua itu.
A. Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang Berfikir
Kritis
Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja
yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman
dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan
tindakan”.
Berpikir kritis memungkinan untuk memanfaatkan potensi diri dalam melihat
masalah, memecahkan
masalah, menciptakan, dan menyadiri diri.
Salah satu mukjizat al-Quran adalah banyaknya ayat yang memuat informasi
terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan
informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt.
dalam Q.S. Ali 'Imran/3:190-191 berikut ini.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ
وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ {190} الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَاخَلَقْتَ
هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ {191}
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orang-orang yang
berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan
berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.
2. Penerapan Tajwid
Surat Ali-Imran/3:190-191 |
|
Lafal |
Hukum Tajwid |
إِنَّ |
Ghunnah
karena ada nun ditasydid |
فِي |
Mad
thobi'i karena ada kasroh diikuti ya' suku |
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ |
Idghom
syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu salah satu huruf
syamsyiyah yaitu huruf sin, dan mad thobi'i karena da fathah diikuti alif |
وَالْأَرْضِ |
Idhar
qomariyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu alif |
وَاخْتِلَافِ |
Mad
thobi'i karena ada fayhah diikuti alif |
اللَّيْلِ |
Idghom
syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu lam |
وَالنَّهَارِ |
Idghom
syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu nun dan mad thobi'i
karena ada fathah diikuti alif |
لَآيَاتٍ لِأُولِي |
Idghom
bila ghunnah karena ada tanwin bertemu lam |
الْأَلْبَابِ |
Idhar
qomariyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu alif, dan mad arid lis
sukun karena sebelum waqaf ada mad thobi'i |
الَّذِينَ |
Idghom
syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu lam |
يَذْكُرُونَ |
Mad
thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun |
اللَّهَ |
Tafhim
karena ada lam jalalain didahului fathah |
قِيَامًا |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
قِيَامًا وَقُعُودًا |
Idghom
bighunnah karena ada tanwin bertemu wawu tidak dalam satu kalimah |
وَقُعُودًا |
Mad
thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun |
وَقُعُودًا وَعَلَىٰ |
Idghom
bighunnah karena ada tanwin bertemu wawu tidak dalam satu kalimah |
جُنُوبِهِمْ |
Mad
thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu suku |
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ |
Idhar
syafawi karena ada mim mati bertemu dengan salah satu huruf idhar syafawi
yaitu huruf wawu |
يَتَفَكَّرُونَ |
Mad
thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun |
فِي |
Mad
thobi'i karena ada kasroh diikuti ya' sukun |
السَّمَاوَاتِ |
Idghom
syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu salah satu huruf
syamsyiyah yaitu huruf sin, dan mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
وَالْأَرْضِ |
Idhar
qomariyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu alif |
رَبَّنَا |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
مَا |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
خَلَقْتَ |
Qolqolah
sughro karena ada salah satu huruf qolqolah bertanda baca sukun atau asli
mati |
هَٰذَا |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
بَاطِلًا |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
بَاطِلًا سُبْحَانَكَ |
Ihfa'
karena ada tanwin bertemu salah satu huruf ihfa' yaitu huruf sin |
سُبْحَانَكَ |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
فَقِنَا |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
عَذَابَ |
Mad
thobi'i karena ada fathah diikuti alif |
النَّار |
Idghom
syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu nun, dan mad arid lis
sukun karena sebelum waqof ada mad thobi'i |
3. Kosakata Baru:
وَالْأَرْضِ |
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ |
إِنَّ |
Dan bumi |
Dalam penciptaan langit |
Sesungguhnya |
لَآيَاتٍ |
وَالنَّهَارِ |
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ |
Benar-benar merupakan tanda (kebesaran Allah) |
Dan siang |
Dan pergantian/ pertukaran malam |
الألبب |
لأولي |
لءايت |
berakal |
bagi orang-orang yang |
sungguh terdapat tanda-tanda |
الله |
يذكرون |
الذين |
Allah |
mengingat |
yaituorang-orang yang |
وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ |
وقعودا |
قيما |
dan berbaring |
atau duduk |
sambilberdiri |
والأرض |
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ |
ويتفكرون |
dan bumi |
dalam penciptaan langit |
memikirkan/ merenungkan |
هَٰذَا |
مَا خَلَقْتَ |
رَبَّنَا |
(semua) ini |
Tidak Engkau ciptakan |
Ya Tuhan Kami |
فقنا |
سُبْحَانَكَ |
بَاطِلً |
maka lindungilah kami |
Maha Suci Engkau |
Sia-sia/ tanpa makna |
- |
النار |
عذاب |
- |
neraka |
siksa |
B. Tafsir/Penjelasan Ayat
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang
yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat
dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu
ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring.
Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam
ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya.
Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk meneliti alam raya
ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan
langit itu (dalam enam masa). Para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan
dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi,
dalam bukunya Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Quran dan Sains
Modern (tahun 2003), Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi
adalah sebagai berikut:
1.
Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big
Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce).
2.
Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya,
namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup
Kosmos).
3.
Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad
Raya ini.
4.
Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk.
5.
Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil,
memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang.
6.
Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga
terbentuknya planet-planet.
Berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan
tadabbur semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa Allah Swt.
adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan
mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur
selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.
Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali - Imran ayat 190-191
yaitu diawali oleh kedatangan orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian
mereka para kaum Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti kebenaran yang dibawa
nabi Musa dan bukti – bukti kebenaran yang dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun
menjawab bahwa tangan dan tongkat nabi Musa mampu bersinar putih, sedangkan nabi
Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta mampu menghidupkan
orang yang sudah mati.
Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah S.A.W seraya berkata “
Mintalah dari Tuhanmu agar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “ lantas
Rasulullah berdoa dan turunlah surah Ali – Imran ayat 190 – 191, mengajak
mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan
di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari serta peredarannya,
laut, gununggunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan
sebagainya.
C. Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal
(Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S. Ali-Imran/3: 190-191
Mustaji mendefinisikan bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan
dan reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan”. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya
jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa
kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap
perbuatan kita harus ada pertimbangan akal sehat.
Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya : Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas
adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu
hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu
saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya
kehidupan kedua, yaitu akhirat.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya:
Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda:“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu:
Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang
menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau
kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang
dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar
bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau
berkata: Hadis hasan).
Dalam hadis
di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak
menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. menyebut tujuh macam
peristiwa yang buruk untuk menyadarkan kita semua.
1.
Pertama,
kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt. karena sibuk
mencari penghidupan (harta).
2.
Kedua,
kekayaan yang membuat kita menjadi sombong karena menganggap semua kekayaan itu
karena kehebatan kita.
3.
Ketiga,
sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan
cacat.
4.
Keempat,
masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya.
5.
Kelima,
kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi
manfaat.
6.
Keenam,
datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi fitnah
bagi manusia.
7.
Ketujuh,
hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas
adalah mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca
kematian (akhirat),
D. Manfaat Berpikir Kritis
Adapun
manfaat berfikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut.
1.
Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua
ciptaan Allah Swt.
2.
Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk
kepentingan umat manusia.
3.
Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah
Swt. dalam mengembangkan IPTEK.
4.
Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam
(melalui penelitian).
5.
Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami
gejala dan fenomena alam.
6.
Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal
dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di
alam semesta.
7.
Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari
pembalasan.
8.
Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9.
Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk
kehidupan di akhirat dengan meningkatkan amal saleh dan menekan/meninggalkan
kemaksiatan.
E. Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait
dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu
sebagai berikut.
1. Senantiasa
bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.
2. Senantiasa
bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia.
3. Melakukan
kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur±n secara lebih mendalam bersama para
pakar di bidang masing-masing.
4. Menjadikan
ayat-ayat al-Quran sebagai inspirasi dalam melakukan penelitian-penelitian
ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam.
5. Menjadikan
ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
6. Mengoptimalkan
pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.
7. Membaca dan
menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
8. Senantiasa
berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9. Senantiasa
berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut
dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai
perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya.
10. Terus
memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan fenomena
alam yang terjadi.
Post a Comment