Materi PAI SMK Kls XI Tentang: Taat Aturan Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
TAAT
ATURAN DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA
1. Taat Peraturan
وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُمْ بِمَآأَنزَلَ اللهُ وَلاَتَتَّبِعْ
أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُّلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً
وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَآءَ اللهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِن
لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَآءَاتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللهِ
مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya:
”Dan
Kami telah turunkan kepadamu al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
(QS.Al Maidah/
5:48)
Taat
memiliki arti tunduk, sedangkan Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang
harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau
perbuatan yang telah dibuat. Dalam agama islam, Peraturan dibuat oleh Allah
Swt, nabi, ulil amri, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi
adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an.
Aturan dibuat dengan tujuan agar tercipta ketertiban dan ketenteraman.
Selain taat kepada Allah SWT dan
Nabi, islam juga memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin,
karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan
terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran. Jika kita melanggar
peraturan, maka kita akan mendapatkan sanksi seperti dosa, hukuman
atau yang lain. Contoh perbuatan taat peraturan dalam agama islam
yaitu Menjalankan sholat lima waktu, puasa, dan melaksanakan
perintah-perintah Allah yang lain
2.Kompetisi dalam kebaikan
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا
اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ
فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS.An Nisa/ 4:59)
Isi Kandungan :
1. Setiap umat
pasti mempunyai/memiliki kiblat yang berbeda-beda, kiblat umat Islam adalah
Ka'bah dimana kiblat ini merupakan lambang untuk persatuan umat.
2. Agama atau
umat yang ada di dunia ini bermacam-macam, tetapi semua agama tersebut pasti
memiliki ajaran yang mengajak ke arah yang kebenaran dan juga kebaikan.
3. Sebagai umat
Islam kita harus memiliki sikap yang rajin, bersunguh-sungguh, giat, beramal
dan berlomba-lomba dalam mengerjakan suatu kebaikan atau amal shalih, karena kebaikan
ini adalah bekal kita untuk di akhirat nanti.
4. Allah adalah
Tuhan Yang Maha Kuasa yang akan mengumpulkan kita semua di Yaumul Akhir nanti
untuk mendapatkan balasan atas apa yang telah kita kerjakan selama hidup di
dunia ini.
Kompetisi adalah aktivitas manusia untuk mencapai
tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Jadi
kompetisi dalam kebaikan yaitu berbuatan manusia dengan tujuan mengalahkan
orang lain dalam hal kebaikan / hal yang positif. kompetisi dalam kebaikan yang
diperintahkan oleh Allah, Yaitu berlomba – lomba untuk akhirat, bukan untuk
duniawi dan di lakukan dengan ikhlas bukan karena pujian orang lain
Allah menyuruh kita berkompetisi dalam kebaikan dengan
alasannya Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak seharusnya ditunda-tunda,
melainkan harus segera dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas,
begitu juga kesempatan berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan.
Kedua, bahwa hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolang untuk
berbuat baik. Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan haruslah didukung
dengan kesungguhan.
Hikmah dari kompetisi dalam kebaikan yaitu :
Ø Berkesempatan untuk menjadi hamba yang dimuliakan
Allah swt
Ø Berpeluang juga menjadi hamba yang paling terbaik
Ø Berpeluang menjadi hamba yang paling bermanfaat
Ø Berpeluang untuk menjadi orang yang paling dicintai
Allah
Dalam
kompetisi pasti akan muncul rasa iri, tapi Allah memperbolehkan 2 rasa iri
terhadap dua perkara, yaitu
ü Iri kepada seseorang yang diberi Allah berupa harta
lalu dibelanjakanannya pada sasaran yang benar, dan
ü Iri kepada seseorang yang diberi Allah berupa ilmu dan
kebijaksanaan lalu ia menunaikannya dan mengajarkannya.
Allah
memperbolehkan makhluknya merasa iri terhadap dua perkara tersebut karena
hakekatnya memberi motivasi dan drive (dorongan) yang positif untuk berlomba
dalam kebaikan
3.Kerja keras
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُم
بِمَا
كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya:
Dan
katakanlah:"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu'min akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu
apa yang kamu kerjakan". (QS. At
Taubah/ 9:105)
Isi Kandungan :
1. Setiap umat Islam diperintahkan untuk bekerja keras,
sehingga menjadi umat yang mampu (kuat ekonominya).
2. Umat Islam yang mampu (kuat ekonominya) lebih unggul
dibandingkan dengan umat Islam yang kurang mampu.
3. Umat Islam yang mampu dan beriman, dapat menyelamatkan
dirinya sendiri dan umat Islam lain yang masih lemah dari ancaman kekafiran.
4. Allah swt. Akan menampakan dan memberi balasan dari
setiap amal perbuatam manusia kelak di akhirat.
Kerja keras adalah berusaha atau berjuang dengan keras
atau bersungguh - sungguh dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu
tujuan. Dalam islam kerja keras adalah bekerja atau bersungguh -
sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan doa dan
berserah diri kepada Allah SWT
Hikmah
dari kerja keras
Ø Mengembangkan kemampuan diri, baik bakat, minat
ataupun hal lain.
Ø Membentuk diri yang bertanggung jawab dan disiplin.
Ø Mengangkat derajat dan martabat.
Ø Meningkatkan taraf hidup.
Ø Mendapat pahala dari Allah SWT.
Contoh perilaku yang mencerminkan kerja
keras
v Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu agar
meraih hasil yang maksimal.
v Menjalankan sebaik-baiknya tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
v Mengerjakan suatu tugas selalu tepat waktu.
Allah menyuruh kita untuk kerja keras karena setiap
Muslim sesungguhnya dituntut untuk bekerja keras dalam segala usaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mencari rejeki, menambah
pengalaman dan ilmu pengetahuan agar dapat rnencapai kemuliaan hidup baik di
dunia maupun di akhirat kelak. kerja keras merupakan ibadah, tapi
kerja keras yang termasuk ibadah yaitu:
Orang yang
bersusah payah mencari rejeki yang halal
bekerja keras
mencari nafkah untuk keluarganya
bersungguh –
sungguh mencari ilmu agama allah dan mengamalkannya serta mengajarkannya.
Dan hal yang lain yang
bersifat positif dan yang diridhohi oleh Allah SWT.
4.Etos Kerja
Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang
memiliki banyak
kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya.
Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat.
Tidaklah semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus
memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara
kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja.
Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik
biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang.
Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial,
aktif,
dinamis, produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya.
Karena
itu, agar manusia benar-benar “hidup”, dalam kehidupan ini, ia memerlukan ruh
(spirit). Untuk ini, al-Qur’ān diturunkan sebagai spirit hidup, sekaligus
sebagai
nur (cahaya) yang tak kunjung padam agar aktivitas hidup manusia tidak
tersesat.
Dalam al-Qur’ān maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang
memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan
melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk
bekerja termaktub dalam Q.S. at-Taubah/9:105 berikut ini.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ
وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُم
بِمَا
كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya:
Dan
katakanlah:"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu'min akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu
apa yang kamu kerjakan". (QS. At
Taubah/ 9:105)
Post a Comment