Materi PAI SMK Kls X. IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH SWT
IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH
A. Pengertian
Iman
Pengertian
iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada
Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi,
seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam
hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin
yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan
yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia
beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad)
dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu
telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat
di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan
kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya
adalah untuk kebaikan manusia.
B. Pengertian
Malaikat
Menurut bahasa “ مَلَا ئِكَةٌ “ bentuk jama’ dari “
مَلَكٌ “. Disebutkan bahwa kalimat itu berasal dari kata “ أَلُوكَةُ “
(risalah), dan ada yang menyatakan dari “ لأَ كَ “ (mengutus), kemudian sang
pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul dan
ada pula yang berpendapat selain dari keduanya. Adapun menurut istilah,
malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus
untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugasnya.
Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
“Dan
kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang
di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya, dan tiada
(pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya’: 19-20)
Juga sebagaimana firman Allah , “Dan mereka berkata, ‘Tiada yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’. Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 26-27)
C. Iman Kepada Malaikat
Salah
satu makhluk Allah swt. yang diciptakan di alam ini adalah malaikat. Dia
bersifat gaib bagi manusia, karena tidak dapat dilihat ataupun disentuh dengan
panca indra manusia. Sebagai muslim kita diwajibkan beriman kepada malaikat.
Iman kepada malaikat tersebut termasuk rukun iman yang kedua. Apa yang dimaksud
iman kepada malaikat? Iman kepada malaikat berarti meyakini dan membenarkan
dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu dari Allah. Dasar yang menjelaskan adanya
makhluk malaikat tercantum dalam ayat berikut ini yang artinya:
“Segala
puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (Q.S. Fatir: 1)
Hal
tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya.
Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah
bersabda, “iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan
(takdir) yang baik maupun yang buruk.” Dalam hadits tersebut, percaya kepada
malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat
sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid
dari bayangan syirik.
Dari
ayat dan hadits di atas dapat diketahui bahwa beriman kepada malaikat merupakan
perintah Allah dan menjadi salah satu syarat keimanan seseorang. Kita beriman
kepada malaikat karena Al Qur’an dan Nabi memerintahkannya, sebagaimana kita
beriman kepada Allah dan Nabi-Nya.
Beriman
kepada Malaikat Meliputi Hal-hal Berikut Ini:
1. Mengimani
keberadaan para malaikat. Yakni para Malaikat itu termasuk alam ghaib, namun
nyata adanya.
Para Malaikat itu
juga memiliki fisik/jasad, sebagaimana dalam firman Allah subhaanahu wa
ta’aalaa (yang artinya):
“Segala
puji hanya khusus bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai
sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (Fathir: 1)
Maka termasuk
kesalahan dalam beragama jika meyakini bahwa para Malaikat itu hanyalah simbol
dari kekuatan maknawi, bukan makhluk yang memiliki substansi dan jasad.
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa ketika beliau Isra` dan
Mi’raj, di langit ketujuh diperlihatkan kepada beliau al-Baitul Ma’mur,
yang di rumah suci tersebut para Malaikat beribadah di dalamnya. Setiap harinya
70.000 malaikat masuk ke dalamnya kemudian keluar dan tidak pernah
kembali lagi, demikian seterusnya setiap hari. Ini menunjukkan bahwa jumlah
para Malaikat itu sangat banyak, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka
kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.
2. Mengimani
nama-nama para Malaikat yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam.
Seperti
Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Munkar, Nakir, Malik, dan yang lainnya.
Adapun yang tidak disebutkan namanya maka kita mengimani secara global bahwa
mereka ada. Perlu diketahui, tidak semua Malaikat disebutkan namanya dalam
Al-Qur`an atau hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan
banyak pula yang hanya disebutkan sifat atau tugasnya, namun tidak disebutkan
namanya.
Adapun
nama ‘Izrail, yang dikenal sebagai malaikat pencabut nyawa, maka nama tersebut
tidak ada dasarnya dari Al-Qur`an maupun dari hadits Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Nama ‘Izrail berasal dari sumber Israiliyyat
(riwayat-riwayat Bani Israil). Dalam Al-Qur`an disebut “Malakul Maut” (QS.
As-Sajdah: 11).
3. Mengimani
sifat-sifat para Malaikat sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti
Malaikat Jibril ‘alaihis salaam yang Allah subhaanahu
wa ta’aalaa sebutkan sifat-sifatnya dalam Al-Qur`an sebagai malaikat
yang mulia, kuat, berwibawa, terpercaya, dan memiliki bentuk yang indah.
“Sesungguhnya
Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi
Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi
dipercaya.” (At-Takwir: 19-21)
اللَّهُمَّ
رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ،
عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
“Ya
Allah, Rabb yang mengatur Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan
bumi, Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang tampak … “ (HR.
Muslim 770). Di antara ketiga malaikat tersebut, yang paling utama
adalah Jibril.
Malik
bertugas mengurus neraka, ada juga malaikat yang mengurus jannah (surga),
disebutkan dia bernama Ridwan. Malakul Maut bertugas mencabut nyawa. Ada juga
para malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy.
Di
antara para malaikat tersebut ada pula yang ditugaskan oleh Allah subhaanahu
wa ta’aalaa untuk mengurus manusia, sehingga malaikat memiliki
hubungan yang sangat erat dengan umat manusia. Para malaikat adalah makhluk
yang sangat menginginkan kebaikan dan keselamatan untuk manusia. Berbeda dengan
syaithan, makhluk yang sangat menginginkan kejelekan dan kecelakaan bagi umat
manusia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil yang menyebutkan bahwa para
malaikat mendoakan kaum mukminin, di antaranya:
“(Malaikat-malaikat)
yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Rabb mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi
orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu
Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang
bertaubat dan mengikuti jalan Engkau, dan jagalah mereka dari siksaan neraka
yang menyala-nyala.” (Ghafir : 7)
Bahkan di jannah
(surga) kelak, para malaikat akan mengucapkan salam kepada kaum mukminin
penghuni jannah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang
artinya):
وَالْمَلَائِكَةُ
يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا
صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang
para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (jannah) dari semua pintu; (sambil
mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atas kalian berkat
kesabaran kalian). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d:
23-24)
D. Batasan
Minimal Iman kepada Malaikat
Syaikh Shalih bin
`Abdul `Aziz Alu Syaikh hafidzahullah mengatakan: “Batas
minimal (iman kepada malaikat) adalah keimanan bahwasanya Allah menciptakan
makhluk yang bernama malaikat. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa
taat kepada-Nya. Mereka merupakan makhluk yang diatur sehingga tidak berhak
diibadahi sama sekali. Diantara mereka ada malaikat yang ditugasi untuk
menyampaikan wahyu kepada para Nabi.” (Syarh Arbain Syaikh Shalih Alu Syaikh)
E. Bertambah
Iman Seiring dengan Bertambahnya Ilmu
Setelah itu, setiap
kali bertambah ilmu seseorang
tentang rincian hal tersebut (malaikat), wajib baginya mengimaninya. Dengan
begitu, maka imannya akan bertambah. Allah Ta`ala berfirman
yang artinya:
وَاِذَا
مَاۤ اُنۡزِلَتۡ سُوۡرَةٌ فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ اَيُّكُمۡ زَادَتۡهُ
هٰذِهٖۤ اِيۡمَانًا ۚ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا فَزَادَتۡهُمۡ
اِيۡمَانًا وَّهُمۡ يَسۡتَبۡشِرُوۡنَ ﴿۱۲۴﴾
“Dan apabila
diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya)
surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya,
dan mereka merasa gembira.” (QS. At-Taubah: 124)
F. Hakikat
malaikat
Syaikh DR. Muhammad
bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan) kaum
muslimin (tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Malaikat
merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah.
2. Allah
menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan
jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata.
3. Mereka
adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
4. Malaikat
hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam
yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena
kedekatannya, dan untuk melaksanakan perintah-Nya, baik perintah yang yang
bersifat kauniyyah, maupun syar`iyyah.
Allah Ta`ala berfirman
yang artinya: “Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak’, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat
itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya
dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui
segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka,
dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah,
dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa di
antara mereka, mengatakan: ‘Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada
Allah’, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami
memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.” (QS. Al-Anbiyaa`: 26
– 29)
G. Asal
Penciptaan Malaikat
Allah Ta`ala menciptakan
malaikat dari cahaya. Hal tersebut sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin `Aisyah radhiyallah
`anha, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahaya.” (HR.
Muslim)
H. Wujud
Malaikat
Termasuk
syarat sah keimanan seseorang kepada malaikat adalah mengimani wujud
(keberadaan) malaikat. Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya.
Wujud mereka benar-benar ada, tidak sebagaimana keyakinan orang-orang yang
sesat. Mereka mengingkari tentang keberadaan malaikat sebagai makhluk (mereka
mengingkari jism malaikat). Mereka mengatakan bahwa malaikat
hanyalah kiasan dari kekuatan maknawi berupa kekuatan baik yang tersembunyi
dalam diri para makhluk. Anggapan seperti ini berarti mereka telah mendustakan Al
Quran, hadist-hadist Nabi yang shahih, dan ijmaa’ (kesepakatan) kaum muslimin.
Padalah Allah Ta’ala berfirman,
الْحَمْدُ
لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً
أُوْلِى أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ
مَايَشَآءُ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Segala puji bagi
Allah Pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua,
tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Faathir:1)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
وَلَوْ تَرَى إِذْ
يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلاَئِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ
وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
“Kalau kamu
melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) :”Rasakanlah olehmu siksa neraka
yang membakar” (QS. Al Anfaal:50)
Di dalam shahih
Bukhari juga disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shalallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka
Dia memanggil Jibril dan berfirman bahwasanya Allah mencintai fulan maka
cintailah fulan, dan Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril pun mengumumkan
kepada penghun langit bahwasnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, dan
para penghuni langit pun mencintai fulan. Kemudian dikabulkanlah permohonanya
di dunia” (H.R. Bukhori)
Dalil-dalil di atas
secara gamblang menjelaskan bahwa malaikat itu makhluk yang diciptakan Allah
(berjism) dan bukanlah kekuatan maknawi sebagaiamana anggapan orang-orang
sesat, dan kaum muslimin telah ijma’ (bersepakat) berdasarkan dalil-dalil
tersebut. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu Utsaimin)
I. Jumlah
Malaikat
Jumlah mereka sangat
banyak. Hanya Allah saja yang tahu berapa banyak jumlah mereka. Allah Ta`ala berfirman
yang artinya: “Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia
sendiri.” (QS. Al-Muddatstsir: 31) Ketika
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallammelakukan Isra`
Mi`raj, berkata Jibril `alaihis salam kepada beliau: “Ini
adalah Baitul Ma`mur. Setiap hari shalat di dalamnya 70
ribu malaikat. Jika mereka telah keluar, maka mereka tidak kembali lagi…. ”
(Muttafaqun `alaihi)
J. Sifat Malaikat
Untuk mengenal
malaikat, maka kita perlu mengenal sifat-sifatnya, yang dapat kita ketahui
melalui Al Qur’an. Sifat-sifat malaikat tersebut antara lain :
1. Malaikat
diciptakan dari cahaya.
"Para malaikat
diciptakan Allah dari cahaya, dan diciptakan-Nya jin dari api, sedangkan Adam
diciptakan dari apa yang dijelaskan pada kalian." (HR. Muslim dari Aisyah
r.a.)
Karena malaikat
diciptakan dari cahaya, maka mereka tentu mewarisi sifat cahaya, sebagaimana
manusia mewarisi sifat tanah. Para malaikat tidak bisa kita lihat, dan mampu
bergerak secepat cahaya.
2. Malaikat
mempunyai kemampuan yang luar biasa dengan ijin-Nya.
Diantara kemampuan
malaikat, mereka bisa berubah wujud, bahkan mampu mengangkat singgasana (‘arsy)
Allah.
"…Dan, pada hari
itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka."
(Al Haqqah : 16)
3. Para
malaikat diciptakan sebelum penciptaan manusia.
Hal ini nampak dengan
jelas tersirat pada surat Al Baqarah 30;
"Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpankan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui."
4. Malaikat
selalu patuh dan taat kepada Allah.
Mereka senantiasa
bertaqarrub kepada Allah dan sangat takut kepada-Nya.
"Sesungguhnya
malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah
Allah daan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka
bersujud." [Al A’raf : 206]
5. Malaikat
dijadikan Allah sebagai penyampai wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
"Dia menurunkan
para malaikat dengan membawa wahyu dengan perintahNya, kepada siapa yang Dia
kehendaki di antara hamba-hambaNya; ‘Peringatkanlah olehmu sekalian bahwasanya
tidaak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa
kepada-Ku’."(An Nahl : 2)
6. Diantara
para malakiat ada yang bertugas menyertai manusia.
Salah satu tugas
malaikat tersebut adalah mencatat perbuatan orang-orang mukallaf, tanpa lalai
sedikit pun.
"(Yaitu) ketika
dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan
dan yang lainnya duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu
hadir." [QS. Qaaf: 17-18]
Selain itu ada pula
malaikat yang menjaga kita dari bencana atau dampak negatif.
"Bagi manusia
ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah…"[Ar-Ra’d : 11]
7. Jumlah
malaikat sangatlah banyak, tiada yang mengetahui kecuali Dia.
" …Dan tidak ada
yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri …" [Al Muddatstsir :
31]
Bahkan dalam sebuah
hadits shahih, dikisahkan Rasulullah bersabda : "Bisinglajh (suasana) di
langit, dan memang sudah semestinya demikian, Tidaklah ada tempat pijakan
telapak kaki kecuali terdapat padanya malaikat bersujud atau beruku’."
(HR, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ath Thabari, dsb.)
K. Ke-ma`shum-an
Malaikat
Allah Ta`ala telah
manjadikan malaikat sebagai makhluk yang ma`shum, dimana
mereka tidak akan pernah bermaksiat kepada-Nya. Allah Ta`alaberfirman: “Dan
mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’,
Maha Suci Allah….” (lihat QS. Al-Anbiyaa`: 26 – 29 di atas)
L. Macam-macam
malaikat dan tugasnya
Malaikat
adalah hamba Allah yang dimuliakan dan utusan Allah yang dipercaya.
Allah menciptakan mereka khusus untuk beribadah kepada-Nya. Mereka
bukanlah putra-putri Allah dan bukan pula putra-putri selain Allah .
Mereka membawa risalah Allah , dan menunaikan tugas masing-masing di alam ini.
Mereka juga bermacam-macam, dan masing-masing mempunyai tugas-tugas khusus. Di
antara mereka adalah:
1. Malaikat
yang ditugasi menyampaikan (membawa) wahyu Allah kepada Rasul-Nya . Ia
adalah Ar-Ruh Al-Amin atau Jibril .
Allah
berfirman:
“Dia
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS.
Asy-Syu’ara: 193-194)
Allah
menyifati Jibril dalam tugasnya menyampaikan Al-Qur’an dengan
sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan:
“Sesungguhnya
Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi
Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi
dipercaya.” (QS. At-Takwir: 19-21)
2. Malaikat
yang diserahi urusan hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allah .
Hal
ini ditunjukkan oleh hadits Muslim dan Abu Hurairah , dari Nabi , beliau bersabda:
“Tatkala
seorang laki-laki berada di tengah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan,
‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air
di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ –dari
saluran-saluran yang ada- telah memuat air seluruhnya…” (HR.
Muslim, 4/2288).
Ini menunjukkan bahwa
curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan kehendak Allah.
3. Malaikat
yang diserahi terompet shur (sebagaimana yang ditafsirkan Rasulullah adalah
tanduk yang ditiup), yaitu Israfil .
Ia meniupnya sesuai
dengan perintah Allah dengan tiga kali tiupan; Tiupan Faza’ (ketakutan),
Tiupan Sha’aq (kematian), dan Tiupan Ba’ts (kebangkitan). Begitulah yang
disebut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri firman Allah :
“…di
waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak, dan Dialah Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am:
73)
Dan firman Allah :
“…kemudian
ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS.
Al-Kahfi: 99)
Dan ayat-ayat lainnya
yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup terompet).
4. Malaikat
yang ditugasi mencabut ruh, yakni malaikat maut dan rekan-rekannya.
Tentang tugas malaikat
ini Allah berfirman:
“Katakanlah:
“Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu,
kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS.
As-Sajdah: 11)
Allah juga
berfirman, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua
hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya.” (QS. Al-An’am: 61)
5. Para
malaikat penjaga Surga.
Allah
mengabarkan mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa
dalam firman-Nya:
“Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang
pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
“Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga
ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az-Zumar:
73)
6. Para
malaikat penjaga Neraka Jahannam, mereka itu adalah Zabaniyah.
Para pemimpinnya ada
19 dan pemukanya adalah malaikat Malik . Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah
ketika menyifati Neraka Saqar:
“Tahukah
kamu Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada
sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari Malaikat.” (QS. Al-Mudatstsir: 27-31)
Dan Allah
bercerita tentang penduduk Neraka:
“Mereka
berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu
akan tetap tinggal (di Neraka ini).” (QS.
Az-Zukhruf: 77)
7. Para
malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala keadaan/ihwalnya.
Mereka adalah
(malaikat) Mu’aqqibat, sebagaimana yang diberitakan Allah dalam
firman-Nya:
“Sama
saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang
berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan
yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS.
Ar-Ra’d: 10-11)
Dan firman Allah :
“Dan
Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga…” (QS.
Al-An’am: 61)
8. Para
malaikat yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, amal yang baik maupun
amal yang buruk.
Mereka adalah
Al-Kiram Al-Katibun (para pencatat yang mulia). Mereka masuk dalam golongan
Hafadzhah (para penjaga), sebagaimana firman Allah :
“Apakah
mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?
sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu
mencatat di sisi mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 80)
Allah juga
menyatakan, “(Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18)
Juga, “Padahal
Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)
Dan ayat-ayat serta
hadits-hadits yang menyebut tentang mereka banyak sekali.
Perbedaan
malaikat, jin, syetan, dan iblis
Malaikat |
Jin |
Syetan |
Iblis |
Makhluq yang selalu taat kepada Allah |
Ada yang taat dan ada yang tidak |
Tidak taat dan membangkang kepada Allah |
Iblis adalah nenek moyang dari syetan, yang Allah
usir dari surga. Sifat-sifat Iblis sama dengan syetan. |
Berbuat kebajikan, beribadah kepada Allah |
Ada yang beribadah dan beriman, ada juga yang kufur |
Kufur, mengajak berbuat dosa dan melanggar perintah
Allah |
|
Diciptakan dari Nur (cahaya) |
Diciptakan dari api |
Diciptakan dari api |
|
Tidak makan-minum, tidak tidur, tidak beranak |
Makan-minum, tidur, dan beranak |
Makan-minum, tidur, dan beranak |
M. Hubungan
malaikat dengan manusia
Allah
mewakilkan kepada malaikat urusan semua makhluk termasuk urusan manusia.
Jadi mereka mempunyai hubungan yang erat dengan manusia semenjak ia berupa
sperma. Hubungan ini dijelaskan Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya “Ightsatul Lahfan”,
beliau berkata, “…mereka diserahi urusan penciptaan manusia dari satu fase ke
fase yang lain, pembentukannya, penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan (yaitu
pembungkus janin dalam rahim; dua khusus janin dan ketiga khusus rahim. Ketiga
lapis itu adalah saqith, kuriyan dan aminus. Ketiganya berfungsi mencegah
suara, cahaya dan panas sampai kepada janin, pen), penulisan rizqi, amal, ajal,
nasib celaka dan bahagianya, menyertainya dalam segala ihwalnya, perhitungan
ucapan dan perbuatannya, penjagaannya dalam hidupnya, pencabutan ruhnya ketika
meninggal, pembawa ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika untuk
diperlihatkan kepada Penciptanya.
Para
malaikat-lah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam barzakh dan sesudah
kebangkitan. Mereka ditugasi membuat alat-alat kenikmatan dan adzab. Mereka
yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang mukmin dengan izin Allah , yang
mengajarkan baginya apa yang bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah
para walinya (penolongnya) di dunia dan di akherat. Mereka yang menjajikannya
kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta memperingatkannya.
Maka mereka adalah wali dan ansharnya, penjaga dan mu’allim (pengajar)-nya,
penasihat yang berdo’da dan beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya
selama ia mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi kabar gembira
dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan.
Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta kepada
akheratnya. Mereka yang mengingatkannya ketika ia lupa, yang menggiatkannya
ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik. Mereka yang mengupayakan
kebaikan dunia dan akheratnya. Merekalah para utusan Allah I dalam mencipta dan
mengurusnya. Mereka adalah safir (duta) penghubung antara Allah dan
hamba-Nya. Turun dengan perintah dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan
naik kepada-Nya dengan perintah (membawa urusan).” (Kitab Ighatsatul Lahfan,
II/125-126)
Sedangkan
dalil-dalil keterangan di atas adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang tentunya
amat panjang jika disebutkan, disamping memang dalil-dalil itu terkenal dan
masyhur. Wallohu a’lam.
N. Keutamaan
Malaikat
Malaikat-malaikat Allah memiliki beberapa keutamaan,
di antaranya:
1. Allah Ta’ala meng-idhofah-kan
(menyandarkan) malaikat kepada Allah dengan idhoofatu tasyriif (penyandaran
yang menunjukkan kemuliaan), seperti dalam firman-Nya,
مَنْ
كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ
فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ {98}
“Barangsiapa yang menjadi
musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka
sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (QS. Al Baqoroh:98)
ءَامَنَ
الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ
بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ{285}
“Rasul telah
beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya…” (QS. Al Baqoroh 285). Karena
malaikat disandarkan pada Allah yang Maha Mulia, inilah yang menunjukkan
kemuliaannya. (ed)
2. Allah
menggandengkan persaksian para malaikat dengan persaksian Allah, dan shalawat
para malaikat dengan shalawat Allah, seperti dalam firman-Nya,
شَهِدَ
اللهُ أَنَّهُ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُوا الْعِلْمِ
قَآئِمًا بِالْقِسْطِ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ {18}
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imron: 18)
3. Allah
menyifati para malaikat dengan mulia dan kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ {26}
“Dan mereka
berkata:”Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai )anak. Maha Suci
Allah, sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan”
(QS. Al Anbiyaa’: 26)
4. Allah
menyifatinya dengan ketinggian dan kedekatan, sebagaimana dalam firman Allah,
يَشْهَدُهُ
الْمُقَرَّبُونَ {21}
“ Yang
disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah.” (QS.
Al Muthaffifin:21)
Post a Comment