Header Ads

test

Materi PAI SMK Kls XI Tentang Iman Kepada Rasulullah.

 

 Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT

 

A.     Pengertian Iman Kepada Rasul Allah

                    Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,

 

                   Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.

 

                   Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.

 

Dalil Iman Kepada Rasul Allah

 

وَمَآأَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ

                  

artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)

 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ وَمَاكَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِىَ بِئَايَةٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللهِ فَإِذَا جَآءَ أَمْرُ اللهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُونَ


Artinya:
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)

 

Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

 

B.    Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt

 

Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:

1.      Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.

Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs: Asy-syura:105).

2.      Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.

Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs: Al-mu-min:78).

3.      Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.

4.      Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita

 

Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka  perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).

 

C. Meneladani Sifat Rasulullah SAW.

 1.   Meneladani Sifat Siddiq    

Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.


2. Meneladani Sifat Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.

 

3. Meneladani Sifat Fatanah

Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.

 

4.  Meneladani Sifat Tablig

Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.

 

D. Rasul dan Mukjizat

Mukjizat mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi rasul dalam melaksanakan tugas kerasulannya. Mukjizat memiliki dua fungsi pokok yaitu :

 

Sebagai bukti bahwa orang yang memilikinya adalah benar-benar utusan Allah SWT.

Sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentangnya.

Mukjizat adalah peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh akal kemampuan manusia. Mukjizat dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :

 

1.       Mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam, seperti dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad SAW dan dibelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa as dengan tongkat.

2.       Mukjizat syakhsiyyah adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi dan rasul, seperti air yang keluar dari celah-celah jari Rasulullah SAW, cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa as serta penyembuhan penyakit buta dan kusta oleh Nabi Isa as.

3.       Mukjizat salbiyyah adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya seperti ketika Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrud, akan tetapi api tidak mampu membakarnya.

4.       Mukjizat aqliyyah adalah mukjizat yang rasional atau masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al Qur’an.

                       

E. Tugas Rasulullah SAW.

Tugas pokok yang diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul sejak dari Nabi Adam AS sampai dengan Nabi Muhammad SAW adalah :

1.      Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati risalah-Nya.

2.      Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

3.      Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-nya Mengajak umatnya untuk menyembah hanya kepada Allah ( ajaran Tauhid )

4.      Menyampaikan amanat dari Allah.

5.      Memberi peringatan kepada umat manusia.

6.      Memberikan kabar gembira dan peringatan.

7.      Membawa petunjuk dan agama yang benar, menjadi teladan hidup bagi umat manusia.

 

F. Kebaikan Iman Kepada Rasulullah SAW

 Fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :

1.      Menambah keimanan kepada Allah SWT, bahwa Rasul itu benar-benar pilihan Allah.

2.      Mengenal Allah SWT dan tata cara beribadah kepada-Nya.

3.      Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun Hasanah”

4.      Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk disampaikan kepada umatnya.

5.      Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah.  

 

G. Contoh Beriman Kepada Rasulullah SAW.

 Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu/ firman-Nya kepada umat manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup.

1.      Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi teladan hidup bagi manusia.

2.      Membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul dan menjadikan apa yang dibawa oleh Rasul sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Meyakini bahwa nabi muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang terakhir.

 

H. Hakikat Iman Kepada Rasulullah SAW.

 Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh alam adalah diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan menuju Islam.

Setelah beriman kepada Allah U maka kewajiban berikutnya adalah beriman kepada Rasulullah Muhammad yang menjadi pondasi yang utama dari agama Islam. Sebab seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi :

“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya … (HR. Muslim I/45. Al-Bukhari I/).

 

Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:

1.            Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad  dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:

 

وَالَّذِيْ جَاءَ بِالصَّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ  

Artinya:“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).

 

2.        Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:

وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلاَّ الْبَلغُ الْمُبِينَ 

 

Artinya:“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.

3.            Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:

 

فَلاَ وَربِّكَ لاَيُومِنُوْنَ حَتَّى يَحَكِّمُوكَ فِيْمَا شَجَرَبَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَيَجِدُواْ فِى أَنْفُسِهِمْ حَرَجًامِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيْمَا.

 

Artinya:“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa : 65).

 

4.        Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda:

 

لا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ اَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ

Artinya: “Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

5.        Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:

 

فَالَّذِيْنَ أَمَنُواْ بِهِ وَعَزَرُوهُ وَنَصَرُوْهُ وَتَبَعُواْ النُّوَرَالَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

 

Artinya:“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-’Araf: 157).

 

6.        Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:

 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِىرَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُواْ اللهَ وَالْيَوْمِ الآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا  

 

Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah(Al-Ahzab:21).

 

7.        Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.

8.        Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :

فَلْيَحْذَرِالَّذِيْنَ يُخَالِفُونَ عَنْ اَمْرِهِ اَنْتُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْيُصِيْبِهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمَ  

 

Artinya:“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).

 

9.        Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:

 

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الَّدِيْنِ مَا وَصَّى بِهِ نُوْحًا وَالَّذِيْ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَهِيْمَ وَمُوسَىا وَعِيْسَى اَنْ أَقِيْمُوا الَّدِيْنَ وَلاَ تَتَفَرَّقُواْ فِيهِ

                                                                       

Artinya: “Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)

 

Tidak ada komentar